Saya penggemar setup instalasi yang minimal, tidak terlalu bloat. Hal itu bukan tanpa alasan. Setup yang minimal lebih ramah penyimpanan / storage, lebih ramping dan lebih ringan. Setup yang minimal juga lebih jarang error dan bermasalah, ada yang bilang “lebih sedikit yang bergerak, lebih sedikit yang bermasalah“.
Saya merasa beruntung karena distro favorit saya yaitu Debian dan Ubuntu, memiliki beberapa cara instalasi yang memberikan hasil instalasi yang minimal. Cara ini mungkin belum banyak diketahui dan belum banyak yang mencoba. Langsung saja kita bahas !
1. Debootstrap.
Untuk cara pertama, kita bertemu dengan debootstrap. Debootstrap merupakan tool yang digunakan untuk memasang sistem dasar Debian / Ubuntu pada sebuah direktori. Pada proses selanjutnya, sistem dasar tadi bisa dikonfigurasi agar bisa menjadi satu sistem yang bisa kita gunakan / dapat boot seperti biasa. Penggunaan debootstrap secara basic atau dasar adalah sebagai berikut.
$ sudo debootstrap \
cabang-debian/versi-ubuntu \
direktori-tujuan \
tautan-repositori.
Code language: Shell Session (shell)
Misal kita ingin memasang Debian versi stable pada direktori /mnt/deb, maka perintahnya menjadi seperti ini.
$ sudo debootstrap \
stable \
/mnt/deb \
http://deb.debian.org/debian/
Code language: Shell Session (shell)
Misal kita ingin memasang Ubuntu versi mantic pada direktori /mnt/deb, maka perintahnya menjadi seperti ini.
$ sudo debootstrap \
mantic \
/mnt/deb \
http://archive.ubuntu.com/ubuntu/
Code language: Shell Session (shell)
Pemasangan Debian / Ubuntu dengan debootstrap secara utuh sampai dapat boot, menggunakan perintah / commandline secara utuh, dari awal hingga akhir (dari mengkonfigurasi source repositori, waktu, memasang kernel, dan lain-lain). Ini mirip dengan pemasangan Archlinux, malah jika saya pikir lebih mudah memasang Archlinux daripada menggunakan debootstrap.
Mungkin jika ada kesempatan, ke depannya kita perlu membahas pemasangan dengan debootstrap lebih detail.

Contoh proses debootstrap Debian Sid yang saya kerjakan tahun 2021.

Hasil debootstrap, masih belum bisa boot karena belum kita pasang kernel.
2. Netinstall ISO.
Cara ke dua yaitu menggunakan Netinstall ISO. Cara ini mungkin lebih spesifik ke Debian sebenarnya. Ubuntu sebenarnya juga memiliki netinstall ISO, hanya saja sudah berhenti dukungannya pada versi 18.04. Memasang Debian dengan Netinstall bisa meminimalisir paket yang berlebih, karena saat instalasi kita akan bebas memilih paket apa saja yang akan kita pasang. Menariknya lagi, walaupun bernama Netinstall, kita bisa menggunakannya dalam keadaan luring atau offline.
Netinstall ISO sangat cocok untuk kamu yang ingin mendapatkan hasil instalasi yang minimal. Bisa juga untuk mendapatkan hasil instalasi yang “setidaknya bisa boot dulu”. tanpa embel-embel paket berlebih dan desktop environment.
Netinstall ISO bisa didapatkan di sini. Ukurannya tidak terlalu besar, sekitar 600 MB. Sebagai catatan, jika perangkat kamu butuh driver proprietary, kamu bisa mengambil Netinstall ISO pada tautan sebelumnya.

Salah satu proses pemasangan Debian dengan netinstall ISO.
3. Slax ISO.
Cara ke tiga yaitu menggunakan Slax ISO. Cara ini pernah kita bahas secara lengkap / detail pada bahasan tanggal 25 Mei kemarin. Post-nya bisa dilihat pada tautan ini. Cara ini lagi-lagi hanya spesifik pada Debian saja. Karena sejauh ini, Slax hanya tersedia dan mengambil base / dasar 2 distro yaitu Debian dan Slackware. Untuk Ubuntu belum tersedia, akan menarik jika kita membuatnya hehe…
Pemasangan Debian dengan media Slax ISO ini cukup sederhana. Kita hanya menyalin semua isi root system ke sebuah direktori. Selanjutnya kita hanya perlu mengkonfigurasi semuanya dengan command line. Mulai dari memasang kernel, konfgurasi source apt, mengatur hostname, menambah user dan lain-lain. Cara ini cocok untuk kamu yang suka mengkonfigurasi secara manual.
Cara yang lain ?
Untuk cara yang lain, kemungkinan masih ada dan perlu kita kulik. Jika kamu memiliki pengalaman dan cara yang lain, jangan sungkan untuk berbagi di kolom komentar, ya ?
Penutup.
Demikian tadi, sedikit cara untuk memasang distro Debian dan Ubuntu untuk hasil yang minimal. Semoga bisa menjadi referensi dan informasi yang baru bagi kamu. Terima kasih dan sampai berjumpa pada bahasan selanjutnya !
Leave a Reply