Linux Asyik Hanya Untuk Programmer?

Sebuah esai yang telah lama berada dalam pikiran saya, kini saya tuliskan dalam blog ini. Ya, sebuah pertanyaan simpel namun untuk menjelaskannya sepertinya tidak semudah pertanyaannya. Saya katakan demikian karena saya sendiri belum menemukan jawaban yang pas, akan tetapi di sini saya menjelaskan sedikit ulasan menurut hemat saya.

Dimulai dari sebuah pertanyaan sepele teman saya, mengapa saya nyaman menggunakan Linux? Dan mengapa saya begitu menikmati menggunakan Linux? Padahal Linux itu susah? Sepintas jawaban singkat saya, saya menjawab; Saya menggunakan Linux karena menghindari atau malas lagi berhubungan dengan virus-virus di komputer, juga saya menggunakan Linux karena berjalan mulus baik di PC atau Laptop saya, kemudian susah gampang itu relatif, akan tapi saya mengakui OS seperti Windows dan Mac sangat mudah sekali digunakan bahkan untuk orang awam sekalipun.

Sekilas jawaban itu ada benarnya, tetapi tidak mewakili jawaban mengapa saya begitu nyaman dan menikmati di Linux? Pada dasarnya kenyamanan seseorang itu terwujud karena ada sesuatu hal yang sesuai dengan apa yang diminatinya. Sepitas saya berpikir memang saya lebih berminat dalam dunia pemerograman. Dan saya menyimpulkan inilah yang membuat saya benar-benar nyaman dan menikmati Linux? Padahal saya sendiri tahu Linux itu banyak sekali kekurangannya terutama untuk masalah Hardware.

Mengapa Demikian?

Mengapa saya katakan Linux hanya nyaman digunakan oleh programmer? Menggunakan Linux sudah otomatis Anda diajarkan pemerograman. Coba Anda berfikir sejenak dari mulai yang paling sederhana sekali ketika Anda menggunakan Linux, yakni menginstal aplikasi. Meskipun Linux sekarang lebih dipermudah dalam hal menginstal aplikasi seperti Ubuntu dengan Ubuntu Software Center, Anda hanya tinggal pilih dan install mirip seperti Google Play atau App Store.

Akan tetapi, saya tanyakan kembali. Lebih banyak mana orang lain atau blog atau dukumentasi menyarankan Anda menginstal aplikasi lewat Terminal? Pasti jawabannya lebih banyak lewat Terminal. Anda akan sering menjumpai blog atau dokumentasi tentang penginstalan aplikasi Linux melalui baris perintah (command-line) daripada melalui Aplikasi semacam Ubuntu Software Center. Ini baru menyangkut masalah instalasi, belum lagi tentang perintah-perintah seperti memount, unmount, ls, cd, chmod, dan lain sebagainya, yang sudah otomatis Anda akan kembali lagi ke Command-Line dan Command-Line. Dan pada intinya Anda bermain bash shell saja itu juga bisa dikatakan sebagai pemerograman.

Dengan demikian baik secara langsung atau tidak langsung saya katakan Linux mengajarkan Anda pemerograman meskipun Anda sendiri bukan berlatar belakang programmer.

Saya Bukan Programmer tapi Saya Juga Nyaman Menggunakan Linux?

Ya benar sekali, ada beberapa teman saya yang bukan programmer tapi dia nyaman menggunakan Linux. Saya tanya kembali, apakah Anda instal aplikasi melalui Terminal bukan tinggal double klik dan next-next saja seperti yang dilakukan ketika di Windows?

Saya tidak mengatakan Anda programmer (dalam artian sempit), akan tetapi apa yang Anda lakukan seperti apa yang dilakukan programmer. Memang perngertian programmer itu lebih dikhususkan kepada mereka yang tugasnya membuat, mengembangkan sebuah aplikasi atau sebuah perangkat lunak (software) dari sebuah skrip (script) yang berisi baris kode bahasa pemrogaman. Akan tetapi pemerogaman (programming) di sini diartikan dalam pengertian secara luas, yakni dengan Anda melakukan serba sesuatu lewat terminal atau command-line otomatis Anda telah melakukan sebuah kegiatan pemerograman (programming), dan orang yang melakukan kegitan pemrograman di sebut Programmer.

Kesimpulan

Melakukan serba baris perintah (command-line) dalam artian luas dapat dikatakan melakukan kegiatan pemrograman. Dengan demikian baik secara langsung atau tidak langsung saya katakan Linux mengajarkan Anda pemerograman meskipun Anda sendiri bukan berlatar belakang programmer.

Pertanyaan Yang Berkaitan

  1. Apakah hal inilah salah satu yang melatar belakangin, Linux kurang diminati bagi kalangan pemula? Selain karena kendala masalah driver hardware yang tidak didukung oleh vendor?
  2. Linux sekarang dikatakan sudah userfriendly, tetapi masih banyak tutorial, baik dari blog atau dokumentasi Distro Linux itu sendiri masih mewajibkan Anda secara tidak langsung untuk mengetahui dasar-dasar baris perintah (command-line). Oleh karena itu, dari sisi manakah bisa dikatakan userfriendly tersebut? Jika Anda membandingan dengan Windows yang hampir semuanya serba GUI (graphical user interface)?
  3. Tidak semua programmer nyaman di Linux, ada pula Programmer yang tidak suka sama sekali dengan Linux, bagaimana dengan hal itu?

Artikel Terkait

14 responses to “Linux Asyik Hanya Untuk Programmer?”

  1. E.M. Sutisna Avatar

    jawaban dari pertanyaan anda.

    1. linux kurang bagus karena hampir semua kegiatan di ketik (lewat CLI). kecuali aplikasi nya memang menyediakan GUI. driver urusan no 2.
    2. user friendly itu “do less get more”. kebanyakan klik juga bisa dianggap menyebalkan.
    3. programmer sekarang butuh IDE yang memadai bukan OS nya. masalah OS itu selera. ada yang hanya bisa di develop di OS tertentu, tergantung permintaan.

    Terima Kasih

  2. Ade Malsasa Akbar Avatar

    Tulisan ini mayoritasnya menyorot kesulitan Linux = sistem manajemen paket. Terus, jawaban untuk “Linux Asyik Hanya Untuk Programmer?” apa, Kang?

    1. Ali Avatar
      Ali

      Jawabnya itu, mayoritas Linux itu hanya bisa dinikmati bagi mereka yang dasarnya memiliki hobi ngoprek kang. Mungkin kata programmer dalam artian di sini saya mengartikan secara luar yakni orang yg memprogramkan sesuatu.

      1. Ade Malsasa Akbar Avatar

        Mirip seperti kata-kata Pak Taufan Lubis.

  3. Mochammad Nur Afandi Avatar

    Linux lebih enak dari windows :v
    Kagak ada virus :v

    1. Ali Avatar
      Ali

      Ada kang cuma sedikit 😀

  4. Tukul Arwana Avatar
    Tukul Arwana

    kalau sering lihat di situs beria yg membahas tentang para pekerja IT di perusahaan IT kelas internasional, mereka hampir kebanyakan menggunakan Mac malahan, kira2 itu artinya apa yach om ?

    1. Ali Avatar
      Ali

      Entahlah, mungkin karena Mac itu kelas premium. Saya juga pernah lihat bahwa beberapa penggiat GNU/Linux menggunakan Mac. Bahkan Linus Torvald sendiri menggunakan Macbook Air dengan Fedora (http://www.cultofmac.com/162823/linux-creator-linus-torvalds-i-love-my-macbook-air/)

  5. Latifur Rofik Avatar

    yang namanya pemula entah itu pakai windows atau linux intinya sama saja, mungkin dia sudah lama menggunakan windows jadi saat menggunakan linux sangat terasa perbedaanya, kalau mungkin dia perama memakai OS linux mungkin juga saat dia memakai windows akan merasa tidak nyaman
    menurut saya kalau dikatakan userfriendly , linux lumayan userfriendly, karena mungkin saat menggunakan CLI kan hanya saat mungkin menginstall aplikasi atau unistall, apakah tiap hari kita mau menginstal dan unistall aplikasi.
    saya mungkin seorang programmer yang newbie tetapi setau saya jika kita menggunakan windows sebagai OS saat membangun aplikasi khususnya basis web, jika aplikasi yang kita buat dijalankan di linux akan banyak menimbulkan masalah, tetapi jika kita menggunakan linux saat membangun aplikasi, pasti di OS windows bisa berjalan lancar, dan karena alasan itulah teman teman saya beralih ke linux, walaupun awalnya tidak terbiasa, tetapi lama kelamaan merasa nyaman karena mengunakan setiap hari

    1. Ali Avatar

      Betul sekali, akan sangat terasa saat men-develop Web. Terutama dalam hal permission. Di Windows kita akan terbiasa dengan tidak adanya permission maka ketika ada kodingan yang membutuhkan akses writing, tidak menjadi masalah. Lain hal dengan GNU/Linux kita dituntut wajib tahu tentang permission, direktori atau berkas mana yang hanya boleh ditulis atau diakses. Bagi mereka yang baru migrasi GNU/Linux selalu gunakan permission 0777, yang katanya agar mudah, padahal ini adalah kesalahan yang fatal. Umumnya untuk webdev, direktori itu 0755, sedangkan berkas 0644.

      Kalau sudah paham masalah permission, hemat saya mau gunakan Windows sekalipun untuk keperluan web developing, ketika berpindah ke GNU/Linux seharusnya sudah paham untuk mana yang bisa akses, mana yg write, mana yg hanya read saja. Dan sebagainya.

      Juga sebetulnya untuk standardisasi Webdev jika berbeda sistem operasi, bisa manfaatkan Vagrant atau Docker. Oiya, Sekarang juga sudah ada Linux Subsystem di Windows 10, dengannya kita dapat memasang bash, nah dengan demikian akan serasa seperti dalam lingkungan GNU/Linux.

  6. zee zee Avatar

    Linux bukan asyik, tapi menantang menurut aku

    1. Ali Avatar

      Yap benar sekali 😀

Leave a Reply to E.M. Sutisna Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *